Sunday, May 25, 2014

NASIB SENIMAN


Kaum pecinta keindahan
Kaum pemuja aksara
Kami, seniman ibukota
Yang dipandang sebelah mata

Kami yang suka meracik kata
Kami, menghirup imajinasi
Bernafaskan surealisme
Kami, yang biasa makan diskriminasi

Menyeduh kopi senja dipinggiran kota Jakarta
Kaum kapitalis berlalu-lalang
Memandang sebelah mata
Seolah kami berbeda
Dari kaum yang buta makna, memang

Seni tak semurah itu
Kami bukan budak barang fana
Yang bisa diracun harta
Bukan sanjungan yang kami cari
Bukan juga apresiasi

Hanya sedikit ruang yang kami cari
Agar setiap aksara kembali bercahaya
Setiap goresan bebas berkelana
Warna-warna melayang di udara
Dunia kami tak akan pernah mati
Kami tak akan berhenti

Friday, May 9, 2014

COLDPLAY'S GHOST STORIES

Coldplay kembali meluncurkan album barunya yang keenam, "Ghost Stories". Dari judulnya aja udah menarik seolah fairytale-fairytale an banget. Album ini akan dirilis 19 Mei 2014 dan berisi sembilan lagu. Saya sendiri baru mendengar 6 lagu diantaranya yaitu Magic, Oceans, Midnight, Sky Full of Stars, True Love dan O. Dari judul-judulnya aja bagi saya juga udah menarik. Kata-kata simpel dan klise kayak True Love salah satu contohnya, tapi punya power di meaningnya. Lagu pertama yang saya dengarkan melalui Youtube adalah Magic. Baru pertama nonton udah terkesima karena konsep lagu ini dibikin short movie lagi kayak Paradise di album MyloXyloto dulu yang sukses habis-habisan ditonton 250 juta orang di youtube. Di lagu Magic ini bahkan ngedatengin aktris terkenal yaitu Zhang Ziyi. Alur ceritanya gak begitu mudeng cuman yang pasti ini tentang cinta segitiga antarpesulap. Nah saya biasanya lebih fokus ke mendengarkan lagunya daripada menonton filmnya, dan di lagu ini jujur sejujur-jujurnya menurut saya biasa aja untuk ukuran sebuah band sekelas COLDPLAY. Sangat disayangkan padahal videonya udah niat banget sampe di endingnya Chris Martin bisa terbang-terbang segala dengan segala efek visual yang canggih-canggih. Gak puas sama lagu pertama, saya coba dengerin lagu Midnight. Videonya juga kreatif macem band The XX, pake efek negatif. Coba aja nonton. Cuman sayang sekali lagi, lagu yang jadi primadona di album inipun beda citarasa sama lagu-lagu Coldplay di album yang sebelumnya. BIASA, banget. sorry to say but i dont know wth is happened with Chris Martin after dia breakup sama Gwyneth, padahal setahu saya karya seseorang yang diciptakan dalam keadaan lagi patah hati itu biasanya bakal calon jadi masterpiece. Tapi menurut saya Midnight nadanya cenderung monoton dan kurang ada klimaksnya. Kurang dapet eargasmnya lah istilahnya. Terus saya coba denger lagu yang judulnya Oceans, saya menonton Chris Martin yang membawakan lagu ini secara live di siaran BBC UK Radio #1. Pertama denger intronya kayak Best I Ever Had-nya Vertical Horizon, mirip gak boong. Terus ketika Chris Martin mulai nyanyi saya baru bisa menikmati lagunya. Cuma lagu ini satu-satunya yang cocok sama judulnya. Finally I'm falling in love with this song, ya, kayaknya lagu ini doang. Lagu ini masih lebih 'Coldplay' daripada yang lain di album ini. Dan di pertengahan lagu mulai ada nada-nada yang mirip kayak Unintended-nya Muse. Bahkan endingnya mirip banget kayak endingnya Unintended-nya Muse. Petikan gitar sama suaranya seakan Matt Bellamy sungguhan. Tapi overall saya suka banget sama Oceans.
Lagu selanjutnya yang saya dengarkan adalah A Sky Full Of Stars. Saya tahu seriang-riangnya lagu Coldplay tapi gak begini. Lagu A Sky Full Of Stars ini bahkan udah mulai kayak lagu-lagu kekinian dan ada unsur kedisko-diskoannya, entah saya lagi salah denger atau Chris Martinnya yang lagi hopeless pasca kandasnya rumah tangganya baru-baru ini. Sangat disayangkan banget padahal ekspetasi saya terhadap lagu Coldplay di album baru ini tinggi banget. Saya berharap lagu-lagunya bakal sesukses MyloXyloto tapi kenyataannya biasa banget. Saya gak mengatakan kalau Coldplay jelek di album ini tapi sekali lagi, untuk band sekelas Coldplay harusnya bisa lebih baik dari ini. Kalau boleh saya beropini Chris Martin sepertinya lagi krisis identitas, padahal Coldplay lagi produktif-produktifnya. Alhasil jadilah lagu-lagu Coldplay yang serba nanggung. Tapi kembali lagi, ini masalah taste of music. Dan tentu saja saya juga gak akan meninggalkan Coldplay, saya udah terlanjur suka dan cocok sama band ini, meskipun gak secocok sama Oasis dan Blur. Saya tetap mendukung Coldplay saat lagunya biasa saja, sama seperti saya mendukung saat lagu-lagu Coldplay (hampir selalu) luar biasa. Lagu-lagu favorit saya antara lain adalah kebanyakan yang menstrim-menstrim sih, contohnya Fix You; lagu pertama kali yang bikin saya tahu band Coldplay. Lagu ini entah kenapa setiap kali didengarkan saya merasa seperti berada dalam sebuah gereja katedral, dengan visualisasi pengantin yang ditinggalkan oleh kekasihnya. Padahal lagu ini aslinya tentang pacar Chris Martin yang ayahnya saat itu meninggal, makanya diberi judul Fix You. Lagu lain yang saya suka juga meinstrim banget, yaitu Paradise. Yellow versi akustik jauh lebih eargasm ditelinga saya dibanding versi aslinya. Selain itu saya juga menfavoritkan Gravity yang liriknya ngena banget. A Message, The Escapist dan Strawberry Swing juga selalu menjadi lagu masterpiece Coldplay bagi saya, gak peduli sudah berapa tahun lagu ini selalu bersama saya.
Ghost Stories Trailer