Sunday, December 22, 2013

TAKE ME SOMEWHERE NICE

Waktu malem, gue lagi dengerin lagunya Mogwai -Take Me Somewhere Nice dan as always, gue nulis tanpa direncanakan karena terinspirasi dari lagu ini. cuma sepenggal, tapi ckup jelas maknanya.

London, 1920.

"Maaf aku bukannya memberimu kesempatan untuk masuk ke dalam Teater. Aku tidak ingin mengerjaimu." kata penjaga pintu gerbang teater itu, cepat-cepat sebelum harapan Nikkicio semakin besar. "Katakan dengan jujur, apa kau ingin masuk kedalam untuk menonton opera atau hanya agar bisa berteduh dari hujan?"
Nikkicio tidak marah. Ia malahan tersenyum. "Aku sangat menyukai pertunjukkan opera. Bagiku, hujan dan opera adalah kesinambungan yang indah. Alam dan musik. Bagaimana mungkin aku membenci hujan dan menyukai Opera secara bersamaan, ketika hujan dan Opera tidak bisa dipisahkan."
"Oh begitu," penjaga pintu gerbang itu menunjukkan ekspresi masih mempersilahkan Nikkicio untuk berbicara.
"Ya," sambung Nikkicio. "Jika hanya ada aku sendirian di sepanjang jalan utama di London ini, aku akan meninggalkan payung ini dan berjalan di bawah hujan. Sayangnya aku dikelilingi oleh manusia-manusia berfikiran dangkal. Hujan adalah berkah dari Tuhan, tetesan air ini turun langsung dari surga. Kau memakai payung sama saja kau menghalangi apa yang sudah seharusnya kau terima. Tuhan menciptakan air hujan bukan untuk dihindari kan?"
Petugas itu tertarik pada perkataan Nikkicio. "Kalau begitu, kenapa tidak jadi dirimu sendiri saja? Lepaskan payung itu dari genggamanmu. Dan berjalanlah dibawah hujan."
Nikkicio menggelengkan kepalanya. "Aku memakai payung ini bukan karena aku tidak menjadi diriku sendiri, akan tetapi agar aku tetap sadar dan terus ingat bahwa aku hidup di jaman dimana manusia-manusia pengikut arus berpikiran dangkal dan bobrok." kalimat terakhirnya bernada sarkartis saat pandangannya bertemu dengan penjaga pintu teater itu.
"Alibi yang sempurna." kata laki-laki itu. " Perempuan yang terpaksa memakai payung di dunia yang penuh dengan kebobrokan?" -SAT